EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified

Selamat Datang di Websiteku | Sebuah web yang berisikan segudang Ilmu yang bermanfaat silahkan baca Tulisan Inspiratif Yang semoga saja dapat memberikan Ilmu dan pemahaman baru bagi para pembaca | Jangan Lupa Like dan Tinggalkan Pesan Anda Pada Kotak Pesan Disamping Kanan |

Kamis, 27 November 2014

Makalah Klasifikasi biaya dalam perusahaan pabrikasi

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi  

Dua istilah yang kerap digunakan oleh akuntan manajemen adalah biaya dan beban. Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber-sumber daya nonkas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Biaya berkaitan dengan segala jenis organisasi—bisnis, nonbisnis, jasa, eceran, dan pabrikasi. Biaya sering diukur dengan satuan-satuan moneter yang mesti dibayar untuk barang dan jasa. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat-manfaat di masa depan.

Dalam perusahaan berorientasi laba, manfaat-manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Pada umumnya, jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dan cara biaya tersebut diklasifikasikan tergantung pada jenis organisasinya.
1. Biaya Pabrikasi Perusahaan yang terlibat dalam pabrikasi lebih rumit daripada jenis organisasi lainnya. Sebabnya adalah perusahaan pabrikasi lebih luas lingkup aktifitasnya, terlibat dalam produksi, pemasaran, dan juga administrasi. Pabrikasi (manufacturing) melibatkan pengubahan bahan baku kedalam bentuk produk jadi melalui usaha tenaga kerja dan pemakaian perlengkapan produksi. Sebaliknya, perdagangan (merahandising) adalah pemasaran produk dalam bentuk jadi yang diperoleh dari perusahaan lain atau sumber dari Luar. Biaya pabrikasi meliputi semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi. Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya.
Biaya pabrikasi pada umumnya dibagi kedalam tiga komponen: 
• Bahan baku langsung 
• Tenaga kerja langsung 
• Overhead pabrikasi Gabungan biaya-biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi yang dibebankan disebut jumlah biaya pabrikasi (total manufacturing cost) 

a. Bahan baku langsung 
Semua produk pabrikan (manufacturing products) terbuat dari bahan baku langsung dasar. Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku langsung ini menjadi bagian fisik produk, dan terdapat hubungan langsung antara masukan bahan baku dan keluaran dalam bentuk produk akhir/jadi. Contoh bahan baku langsung adalah plat baja untuk kasesori mobil, alkohol untuk parfum, kertas untuk buku, dan kayu untuk perabotan rumah tangga. 

Obyek biaya dari bahan baku langsung adalah produk akhir. Biaya bahan baku langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk. Biaya bahan baku ini dapat dibebankan secara langsung kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas yang konsumsi oleh setiap produk. Sebagai contoh, apabila produksi 1 unit kursi sofa kulit memerlukan 5 meter per segi kulit sintetis yang harganya Rp 120.000 per meter, maka baiya bahan baku langsung per unit kursi sofa kulit dihitung sebagai berikut: Harga per meter per segi kulit x jumlah kulit per unit sofa, atau Rp 600.000 (Rp 120.000 x 5). Beberapa jenis bahan baku bisa menjadi bagian integral dari produk jadi, namun hanya mungkin ditelusuri ke dalam produk jadi dengan biaya yang sangat besar atau sulit dilakukan. Bahan baku yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan suatu unit produk disebut bahan baku penolong (indirect material). Sebagai misal, bahan perekat yang dipakai dalam pembuatan perabotan sofa disebut bahan baku penolong. Biaya bahan baku penolong dimasukan kedalam biaya overhead pabrikasi.

Daftar lengkap semua bahan baku yang digunakan dalam sebuah produk disebut daftar bahan baku (bill of materials). Bahan baku yang dikeluarkan dari gudang untuk keperluan produksi disebut bahan baku langsung yang digunakan (direct materials used). 

b. Tenaga kerja langsung  

Pada intinya, jasa tenaga kerja dibeli dari karyawan-karyawan yang bekerja di dalam pabrik. Demikian pula, jenis tenaga kerja lainnya dibeli dari orang-orang dan organisasi-organisasi diluar perusahaan. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik ke dalam pembuatan produk dan bisa pula ditelusuri dengan mudah atau tanpa memakan banyak biaya. Sebagaimana halnya dengan bahan baku langsung, observasi fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuatitas tenaga kerja yang dikaryakan untuk mengahasilkan sebuah produk atau jasa. Karyawan-karyawan yang mengubah bahan baku mentah menjadi sebuah produk, atau karyawan yang memberikan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. 
Contoh tenaga kerja langsung adalah pilot pada maskapai penerbangan, teller disebuah bank, dan dokter serta perawat di dalam sebuah rumah sakit. Biaya tenaga kerja di dalam suatu perusahaan pabrikasi umumnya berhubungan dengan operator mesin pabrik, karyawan pemeliharaan, manajer dan penyedia, karyawan staf, dan orang-orang yang menangani, menginspeksi, dan menyimpan bahan baku. Karena orang-orang tersebut semuanya terkait dengan proses produksi. Maka gaji dan upah mereka haruslah diperhitungkan sebagai biaya produksi, dan pada akhirnya biaya produk. Biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri ke dalam pembuatan sebuah produk, atau hanya dapat dilacak dengan mengeluarkan banyak biaya disebut biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost). 

Contoh tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan bagian kebersihan dan pemeliharaan pabrik. Biaya tenaga kerja tidak langsung dimasukkan sebagai dari bagian overhead pabrikasi. 

c. Overhead pabrikasi
Biaya overhead pabrikasi (manufacturing overhead cost) meliputi semua biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrikasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis biaya: bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya pabrikasi lain-lain. Biaya bahan baku penolong (indirect material cost) adalah biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi namun bukan merupakan bagian integral dari produk jadi. Bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi tetapi tidak signifikan biayanya diklasifikasikan pula sebagai bahan penolong. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya personalia yang tidak bekerja secara langsung atas produk, namun jasanya diperlukan untuk proses pabrikasi.
Biaya pabrikasi lain-lain (other manufacturing cost) adalah biaya pabrikasi lain-lain yang bukan bahan baku maupun tenaga kerja. Contoh biaya pabrikasi lain-lain adalah beban penyusutan, aasuransi, pajak bumi dan bangunan, listrik, dll. Tidak satupun dari biaya overhead tadi yang dapat ditelusuri ke suatu produk tertentu. Overhead pabrikasi juga disebut beban pabrik (factory burden) atau biaya produk tidak langsung (indirect product cost). 

d. Biaya utama dan biaya konfersi  
Biaya utama (primer cost) adalah jumlah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konfersi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrikasi. Istilah ini muncul karena perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrikasi dalam pengkonversian (pengubahan) bahan baku menjadi produk jadi. Pada beberapa industri, seperti industri kimia, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrikasi dikeluarkan secara seragam diseluruh proses produksi. Dan tenaga kerja langsung hanya bagian kecil dari jumlah biaya produk.
Dalam industri seperti itu, akuntan biasanya lebih menyukai berhubungan dengan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrikasi sekaligus sebagai biaya konversi. 

e. Biaya nonpabrikasi  
Biaya nonpabrikasi adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak dapat dikaitkan atau dibebankan kepada sebuah produk manufaktur. Pada prinsipnya, biaya nonpabrikasi digolongkan ke dalam dua kategori: o Biaya pemasaran atau penjualan o Biaya umum dan administratif Biaya-biaya pemasaran atau penjualan (marketing costs) meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pesanan pelanggan dan menyerahkan produk jadi atau jasa ke tangan pelanggan. 
Biaya-biaya ini disebut juga onder-getting and order-filling costs. Contoh-contoh biaya pemasaran meliputi biaya perjalanan, biaya periklanan, dan komisi penjualan. Biaya umum dan administratif (general and administrative costs) meliputi semua biaya klerikal, organisasional, dn eksekutif yang tidak dapat dimasukkan secara logis dalam biaya pemasaran dan biaya produksi. Administrasi dan umum mengemban tanggungjawab memastikan bahwa berbagai aktifitas organisasi diintegrasikan secara pas sehingga segenap misi perusahaan dapat terwujud. 
Contoh-contoh biaya administratif adalah kompensasi pejabat kunci, biaya humas, dan bagian hukum. 

f. Biaya periode  
Disamping dimasukkan ke dalam kategori pabrikasi dan nonpabrikasi, biaya-biaya dapat pula diklasifikasikan sebagai biaya produk ataupun biaya periode. Pengklasifikasian sebgai biaya produk atau biaya periode ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya: 
(1) menentukan biaya-biaya pabrikasi unit sehingga persediaan dapat dinilai dan harga jual ditetapkan dan diverifikasi; 
(2) melaporkan biaya produksi pada laporan keuangan; 
(3) menganalisis biaya untuk tujuan pengendalian. Biaya periode adalah semua biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan untuk menjual produk. Biaya periode ini diakui sebagai beban segera setelah dikeluarkan. Biaya periode tidak dibebankan keproduk; melainkan biaya periode ini segera dibebenkan laporan laba rugi sebagai suatu beban pada periode berjalan.

Biaya periode bukanlah aktiva, karena biaya ini tidak diharapkan menyodorkan manfaat ekonomi di masa depan bagi perusahaan. Manfaat yang disediakan oleh biaya periode direalisasikan secara penuh manakala biaya tersebut dikelurkan dan langsung diakui dalam periode berjalan. Contoh biaya periode adalah biaya sewa kantor. Semua biaya administratif dan biaya pemasaran dapat dianggap sebagai biaya periode. Biaya riset dan pengembangan juga merupakan biaya periode. Secara berkala biaya-biaya tersebut dikurangkan dari pendapatan yang diraup selama periode berjalan. 

g. Biaya produk  
Biaya produk (product cost) adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Biaya produk ini sangat berkaitan dengan unit-unit yang diproduksi oleh sebuah pabrik atau yang dibeli untuk dijual kembali oleh pengecer atau pedagang besar. biaya produk ini berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam perusahaan eceran, biaya produk ini merupakan harga faktur barang dagangan yang dibeli kelak dijual kembali oleh perusahaan tersebut. 
Dalam perusahaan pabrikasi, sebagai contoh, biaya produk adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi bahan jadi. Akan halnya barang pabrikasi, biaya produknya terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya produk dalam perusahaan pabrikasi kerap disebut pula sebagai biaya pabrikasi (manufacturing cost). Istilah lainnya untuk product cost adalah inventoriable cost karena product cost dicadangkan dahulu sebagai persediaan sampai barang tersebut dijual.
Biaya produk dianggap sebgai aktiva ketika dikeluarkan karena biaya produk merupakan sumber daya yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang bagi perusahaan. Terdapat perbedaan antara akuntansi perusahaan dagang dengan akuntansi perusahaan pabrikasi untuk biaya-biaya seperti asuransi, penyusutan, dan upah. Dalam akuntansi perusahaan dagang, semua pos biaya seperti di atas merupakan biaya periode (menjadi beban pada periode berjalan). 
Dalam perusahaan pabrikasi, banyak dari pos-pos biaya tersebut berkaitan dengan aktifitas produksi dan, oleh karena itu, sebagai overhead pabrikasi merupakan biaya produk (menjadi beban dalam bentuk biaya pokok penjualan pada saat persediaan dijual).
Dalam akuntansi perdagangan maupun pabrikasi, biaya pemasaran dan administratif merupakan biaya periode. Oleh karena itu, biaya persediaan produk pabrikan tidak mencakup gaji wiraniaga, komisi penjualan, periklanan, hukum, hubungan masyarakat, dan gaji manajemen puncak. 

Overhead pabrikasi biasanya dianggap sebagai bagian dan biaya persediaan barang jadi, sedangkan biaya penjualan dan administratif tidak dianggap demikian. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang Perusahaan-perusahaan dagang (merchandising companies), sperti toko buku, apotik, toko swalayan, dan toko eceran membeli barang dagangan yang mereka jual kepada para pelanggannya. Dalam perusahaan dagang, biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan dan kemudian membuatnya tersedia untuk dijual kembali kepada para pelanggan. 
Biaya pembelian barang dagangan ini dimasukkan ke dalam rekening persediaan sampai biaya tersebut dikaitkan dengan pendapatan sebagai biaya pokok penjualan (cost of good sold). Ketika barang dagangan dibeli, biaya pembelian ini dicatat sebagai aktiva pada neraca dalam rekening persediaan barang dagangan (merchandise inventory). Rekening ini meliputi semua barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali yang belum terjual pada akhir periode akuntansi. Manakala barang dagangan tersebut dijual, biayanya dipindahkan dari neraca dan dibebankan terhadap pendapatan penjualan pada laporan laba rugi. Pengukuran prifitabilitas yang penting dalam perusahaan dagang adalah laba kotor (gross profit)—yang juga disebut margin kotor (gross margin)—yang merupakan penjualan bersih dikurangi biaya pokok penjualan. Oleh karena itu, bagian penting dari akuntansi untuk perusahaan dagang adalah perbedaan yang jelas antara biaya perolehan persediaan dan beban operasi yang dikeluarkan untuk maksud penjualan dan administratif.

0 komentar:

Posting Komentar