EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified

Selamat Datang di Websiteku | Sebuah web yang berisikan segudang Ilmu yang bermanfaat silahkan baca Tulisan Inspiratif Yang semoga saja dapat memberikan Ilmu dan pemahaman baru bagi para pembaca | Jangan Lupa Like dan Tinggalkan Pesan Anda Pada Kotak Pesan Disamping Kanan |

Minggu, 30 November 2014

ALOKASI BIAYA

MAKALAH ALOKASI BIAYA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alokasi Biaya
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain.
Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat. Dalam jangka panjang, penetapan harga jual suatu produk harus mampu menutup seluruh biaya yang terjadi di perusahaan, baik yang terjadi di departemen jasa maupun di departemen produksi. Oleh karena itu, akuntan sering kali menghitung biaya produk atau jasa didasarkan pada biaya penuh (full cost).
Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke objek biaya dalam hal ini produk atau jasa. Tetapi biaya tidak langsung (indirect cost) memiliki sifat tidak dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya dalam hal ini produk atau jasa, sehingga harus dialokasikan ke produk atau jasa dalam rangka menghitung seluruh biaya.
Berdasarkan survey menurut Horngren, Datar, Foster terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan alokasi biaya, diantaranya:
1. Untuk menghitung biaya produk atau jasa.
2. Untuk mengevaluasi dan mengingatkan divisi pusat laba (profit centre) bahwa biaya tidak langsung ada dan keuntungan pada divisi pusat laba (profit centre) harus mampu menutup biaya perusahaan (corporate cost) tidak hanya biaya yang terjadi pada divisinya saja.
3. Untuk Merangsang divisi pusat laba untuk menggunakan jasa internal secara efisien.

B. Tujuan Alokasi Biaya
1. Tujuan Alokasi Biaya
a. Memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak
b. Memberikan insentif yang benar bagi para manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak
c. Secara adil menentukan reward yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan keterampilan mereka dan untuk keefektifan pembuatan keputusan mereka

2. Peran-Peran Strategi Dan Etis Dari Alokasi Biaya
Sejumlah isu-isu strategi dan etis penting dalam alokasi biaya:
a. Isu etis muncul pada saat biaya dialokasikan untuk produk atau jasa yang dihasilkan untuk suatu pasar kompetitif maupun suatu agen umum atau departemen pemerintah. Metode pengalokasian biaya dengan mengubah biaya-biaya manufaktur dari produ-produk yang kompetitif kepada produk-produk cost-plus
b. Isu kedua dan berhubungan dalam menerapkan metode-metode alokasi biaya adalah keadilan atau isu yang muncul pada saat pemerintah memberikan penggantian biaya-biaya suatu lembaga swasta atau pada saat pemerintah menyediakan suatu jasa untuk suatu ongkos kepada umum
3. Alokasi Biaya Departemen Jasa Dan Produksi
a. Tahap pertama: Alokasi Awal pada departemen-departemen
Tahap pertama dalam alokasi biaya departemental memiliki dua bagian:
1) Untuk melacak biaya-biaya manufaktur langsung dalam pabrik pada masing-masing departemen jasa dan produksi yang menggunakannya
2) Untuk mengidentifikasi biaya-biaya manufaktur tidak langsung dalam pabrik dan mengalokasikannya pada masing-masing departemen jasa dan produksi.

b. Tahap kedua: Alokasi Biaya-biaya departemen jasa pada departemen produksi Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya-biaya departemen jasa.
1) Metode langsung
2) Metode bertahap (the step method)
3) Metode timbal balik

c. Tahap ketiga : Alokasi pada produk-produk
Untuk tahap ketiga, mengalokasikan biaya-biaya departemen produksi pada produk-produk

4. Isu-isu implementasi
Keempat isu yang harus dipertimbangkan pada saat menggunakan metode-metode alokasi biaya departemen adalah:
a. Kesulitan dalam menentukan suatu dasar alokasi yang sesuai
b. Memisahkan biaya-biaya variabel dan tetap (disebut sebagai deal allocation)
c. Menggunakan jumlah-jumlah yang dianggarkan daripada senyatanya
d. Kasus-kasus pada saat biaya-biaya yang dialokasikan melebihi harga pembelian luar

5. Penentuan Biaya Produk Bersama
a. Produk bersama adalah produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai penjualan yang relatif besar.
b. Produk sampingan adalah produk-produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan
c. The split off point adalah titik dalam proses produksi mana prduk bersama individual dapat diidentifikasikan untuk pertama kalinya
d. Additional Procesing costs atau separable cost adalah biaya-biaya tambahan yang muncul setelah titik split off dapat diidentifikasikan secara langusng dengan produk-produk individual
Metode yang paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint costs pada produk bersama adalah:
1. Physical measures
Menggunakan suatu ukuran fisik seperti poin, galon, yard, atau unit-unit atau volume yang dihasilkan pada titik split off untuk mengalokasikan joint costs pada produk bersama.

Keunggulan:
a. Mudah untuk digunakan
b. Kriteria untuk alokasi joint costnya bersifat obyektif

Keterbatasan:
a. Mengabaikan kemampuan menghasilkan penerimaan dari produk-produk individual yang dapat sangat bervariasi diantara produk bersama
b. Keunikan dari masing-masing produk

2. Sales value
Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama berdasarkan nilai jual relatif pada saat terpisah.
Keunggulan:
a. Mudah untuk diperhitungkan
b. Dialokasikan menurut penerimaan produk individual

Keterbatasan:
a. Dalam beberapa industri harga-harga pasanya terus menerus berubah
b. Harga penjualan pada slit off mungkin tidak tersedia karena pemrosesan tambahan diperlukan sebelum produk tersebut dapat dijual.

3. Net realizable values
Nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split offf, dibuat dgb mengurangkan biaya-biaya pemrosesab dan penjualan tambahan diatas titik slit off dari nilai penjualan mutlak produk.

Keunggulan:
Metode ini menghasilkan alokasi profitabilitas yang dapat diperkirakan dan dapat diperbandingkan
Keterbatasan:
Metode ini kurang objektif karena nilai penjualan menggunakan suatu harga pasar yang obyektif pada split off.

C. METODE ALOKASI BIAYA
Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi, yaitu: 1. Metode Langsung (Direct Methode)
Alokasi biaya dilakukan hanya dengan menggunakan aliran-aliran jasa pada departemen-departemen produksi dan menentukan bagian dari setiap jasa yang digunakan departemen produksi. Metode ini paling banyak digunakan karena lebih sederhana dibanding dengan metode lainnya. Dalam metode ini, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa dialokasikan secara langsung ke departemen operasi tanpa memperhatikan jasa yang diberikan ke departemen jasa lainnya. Dengan kata lain, metode ini tidak mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan diantara departemen jasa yang lain.
Gambar 1 Metode Langsung

Dari gambar 1 diatas, biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa 1 dan departemen jasa 2
langsung dialokasikan ke departemen operasi 1 dan departemen operasi 2.

2. Metode Bertahap (Step Methode)
Dalam metode ini, salah satu departemen jasa akan dipilih untuk dialokasikan seluruh biayanya ke departemen jasa yang lain dan ke departemen operasi. Pemilihan departemen jasa yang pertama kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada departemen jasa mana yang memberikan jasa lebih besar ke departemen jasa lainnya.
Metode ini menggunakan suatu urutan langkah (the step method) dalam alokasi biaya-biaya departemen jasa pada departemen-departemen produksi.
a. Langkah pertama: Salah satu dari departemen jasa dipilih untuk dialokasikan sepenuhnya, artinya, departemen-departemen jasa lain sebagaimana juga pada masing-masing departemen-departemen produksi.
b. Langkah kedua: Departemen jasa duadialkoasikan pada kedua departemen produksi dengan menggunakan metode langsung.

Gambar 2 Metode Bertahap
Dari gambar 2 diatas, departemen jasa 1 dialokasikan pertama kali biayanya ke departemen jasa 2 dan ke departemen operasi 1 dan departemen operasi 2, kemudian departemen jasa 2 mengalokasikan seluruh biayanya ke departemen operasi 1 dan 2.

3. Metode Timbal Balik (Resiprocal Methode)
Dalam metode ini mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa yang diberikan antara satu departemen jasa dengan departemen jasa lainnya. Berbeda dengan metode bertahap dimana departemen jasa 1 yang dialokasikan pertama kali tidak menerima kembali biaya dari departemen jasa 2. Sementara dalam metode timbal balik semua departemen jasa akan saling menerima biaya dari departemen jasa lainnya tergantung dari jasa yang diterimanya.
Metode ini memperhitungkan semua reciprocal flow antara departemen-departemen jasa. Ini didukung dengan menggunakan persamaan-persamaan simultan: aliran-aliran resiprok secara bersama-sama ditentukan dalam suatu sistem persamaan

Gambar 3 Metode Timbal Balik

Dalam gambar 3 diatas, departemen jasa 1 menerima biaya dari departemen jasa 2, begitu juga departemen jasa 2 menerima biaya dari departemen jasa 1.

  BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Tujuan alokasi Biaya:
1. Memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak
2. Memberikan insentif yang benar bagi para manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak
3. Secara adil menentukan reward yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan keterampilan mereka dan untuk keefektifan pembuatan keputusan mereka

Metode alokasi biaya:
1. Metode langsung
2. Metode bertahap
3. Metode timbale balik

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus.2002.Anggaran Perusahaan pendekatan kuantitatif.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Mardiasmo.2002.Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: Andi offset

Sadeli, Lili M dan Bejo Siswanto.2003.Akuntansi Manajemen.Jakarta : Bumi Aksara

Samryn.2001.Akuntansi Manajerial.Jakarta:Raja Grafindo Persada

0 komentar:

Posting Komentar