BAB II
AUDIT SIKLUS INVESTASI
A. Pengertian Aktivitas Investasi
Istilah investasi sangat luas karena mecakup akuisisi perusahaan lain, memperluas dan meningkatkan kapasitas pabrik, membeli surat berharga, mendirikan anak perusahaan, dan sejenisnya. Adapun salah satunya adalah siklus investasi sebagai investasi dalam bentuk surat berharga.
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, devident, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi terbagi atas investasi lancar, yaitu investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dijual selama setahun atau kurang. Adapun investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar. Investasi lancar termasuk aktiva lancar. Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
Investasi dalam surat berharga dapat berupa penamaan dalam surat-surat berharga yang di klasifikasikan sebagai aktiva lancar maupun bukan sebagai aktiva lancar. Investasi surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi temporer surat berharga yang marketable investasi temporer ini bertujuan untuk memanfaatkan dana menganggur dalam jangka pendek untuk memperoleh laba seperti kapital gain. Jangka waktu investasi temporer ini tidak lebih dari satu periode akuntansi.
Disamping investasi temporer, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal dalam surat berharga jangka panjang. Investasi ini pada umumnya merupakan bagian strategi jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan klien membeli surat berharga perusahaan saingan atau perusahaan pemasok bahan baku perusahaan klien yang dijual di bursa efek.
Aktivitas investasi (investing activieties) itu sendiri adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Aktiva investasi juga mencangkup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya: mesin, peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.
Langkah kedua meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.
Logika yang diterapkan pada audit atas aktiva tetap ini pada dasarnya sama dengan logika yang akan diterapkan atas aktiva jangka panjang seperti sumber daya alam atau good will yang mungkin dihasilkan dalam suatu merger atau akuisisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas investasi yaitu kegiatan yang berusaha mencari keuntungan dengan cara membeli dan menjual suatu barang kembali tanpa ditahan terlebih dahulu, atau juga bisa dengan menanamkan modal (berupa barang/surat berharga) kepada perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan, dimana investor akan menerima bayaran (deviden) sebagai apresiasi berinvestasi sesuai kesepakatan.
1. Sifat siklus dan fungsi investasi
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Surat berharga tersebut dapat berupa sertifikat deposito, saham biasa,saham referen,obligasi pemerintah, maupun obligasi perusahaan.
2. Pengelolaan, Pencatatan,dan Penilaian
Pada umumnya, investasi perusahaan dilakukan oleh pegawai internal ataupun oleh orang/perusahaan eksternal, misalnya perusahaan broker saham (pialang). Jika saham dikelola secara nternal, minimal dua orang dipekerjakan untuk menanganinya. Bila saham dikelola orang dalam, perlu diadakan pengecekan secara mendadak. Karyawan yang mengelola saham perlu membuat cacatan detail mengenai surat berharga yang dipegang baik jumlah maupun nomor serinya catatan detail tersebut merupakan alat kontrol. Jika surat berharga dikelola oleh perusahaan luar maka perusahaan pialang tersebut perlu mengirim catatan tiap bulan ke perusahaan. Sesuai dengan FAC no .12” Accounting for certain marketable securities” surat berharga harus digolongkan dalam kelompok potofolio sesuai dengan klasifikasi jangka waktunya dan dilaporkan sesuai dengan prinsip LCOM.
3. Akuisisi, penjualan dan pendapatan
Semua akuisisi dan penjualan sahham harus mendapatkan otorisasi dari dewan direktur dan komite investasi. Secara periodik, akuisisi dan penjualan saham dibandingkan dengan harga yang dipublikasi kan untuk mengecek keakuratan pencatatan. Utang dan surat berharga mendatangkan biaya bunga dan pendapatan deviden. Pendapatan deviden diakui saat diumukan.
Rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi invisetasi adalah:
a. surat berharga saham
b. surat berharga obligasi
c. investasi pada saham
d. investasi pada obligasi
e. pendapatan bunga
f. pendapatan deviden
g. laba dari invstasi ( pada metode equity )
h. laba penjualan investasi
i. rugi penjualan investasi
B. Tujuan Audit
Tujuan audit siklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing masing asersi signifikan yang berkiatan denga transaksi dan saldo siklus investasi. Tujuan audot di tentukan berdasar atas kelima katagori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Tujuan audit siklus ini adalah sebagai berikut:
1. Asersi keberadaan dan keterjadian
Tujuan audit asersi keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo investasi surat berharga dan modal saham benar-benar ada pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan.
3. Asesi hak dan kewajiban
Asersi ini berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyaihak kepemilikan yang sah atas saldo modal saham, dan infestasi surat berharga. Tujuan audit asersi hak dan kewajiban: menentukan apakah semua investasi yang tercatat adalah investasi yang dimiliki klien.
4. Asersi penilaian dan pengalokasian
Asersi penilaian berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo investasi surat berharga telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.
5. Asersi laporan dan pengungkapan
Auiditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalan neraca.
C. Pertimbangan Rencana Audit
1. Materialistis
Surat berharga sebagai investasi jangka pendek mungkin material untuk kemampuan membayar (solvabilitas) jangka pendek tetapi pendapatan atas investasi itu jarang siknifikan dengan hasil operasi perusahaan. Dengan demikian,surat berharga yang dipegang atau dipunyai sebagai investasi jangka pendek, biasanya material bagi neraca, tetapi tidak bagi laporan laba rugi.
Aktiva tetap biasanya merupakan aspek yang material dari laporan keuangan.
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah menetukan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak.
Pertimbangan kedua adalah hubungan dengan biaya yang mendeteksi kesalahan. Audit atas aktiva tetap relative murah dibandingkan dengan audit atas akun-akun piutang atau persediaan. Akibatnya auditor biasanya akan mengalokasikan secara proporsional materialistas yang lebih kecil ke akktiva tetap dibandingkan ke piutang atau persediaan.
2. Risiko Inheren
Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/ keberadaan seringkali rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Akan keberadaan, risiko inheren dapat meningkat sampai ketingkat sedang atau tinggi keran potensi bahwa aktiva yang dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Risiko inheren yang menyangkut assersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubunganya dengan estimasi penyusutan.
3. Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa risko analitis akan gagal mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis bersifat efekti dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam mengavaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus stabil agar prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
Akan tetapi auditor harus menunukan tingkat skeptesisme professional ketika mengevaluasi kelayakan beban penyusutan, termasuk kebijakan mengenai kapitalisasi lawan langsung membebankan aktiva sebagai beban melalui beban perbaikan dan pemeliharaan.
4. Risiko Pengendalian
Aspek yang sama dari pengendalian internal yang menetapkan kesadaran akan tingkat pengendalian yang tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat, penilaian risiko efektif, akuntabilitias yang efektif atas penggunaan sumber daya, dan pemantauan system pengendalian adalah penting dalam konteks akuntansi untuk aktiva tetap. Salah satu transaksi penting yang berkaitan dengan aktiva tetapadalah akuntasi awal untuk akuisisi aktiva tetap.
Pengendalian yang berkaitan dengan asersi pilihan mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan. Seringkali program komputer digunakan untuk menghitung beban penyusutan dan biasanya program-program ini mencakup pengujian kelayakan seperti pengujian pengecekan yang terbatas untuk memastikan bahwa aktiva tidak disusutkan terlalu besar.
D. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Pemahaman struktur pengendalian intern siklus ini meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi sistem akuntansi, pemantauan, dan prosedur pengendalian.
1. Lingkungan pengendalian
Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkungan pengendalian atas siklus investasi. Lingkungan pengendalian sangat penting untuk mewujudkan SPI siklus investasi yang baik. Perwujudannya adalah memahami pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada bendahara perusahaan, manager keuangan, atau direktur keuangan dengan demikian pelaksanaan transaksi ini slalu dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam bidang keuangan. Pemahaman dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada managemen, mempelajari bagan organisasi, dan menelaah deskripsi tugas.
2. Penaksiran risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia penaksiran risiko dapat ditujukan sebagai mana perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus investasi yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan.
3. Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi)
Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Perusahaan biasanya memakai buku pembantu investasi yang terpisah untuk setiap jenis surat berharga. Pemahaman sistem akuntansi menuntut pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data, dokumen serta catatan pokok, yang digunakan. Pemahaman sistem akuntasi diperoleh melalui penelaahan buku manual akuntansi dan flowchaart sistem, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntan harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung jawab atas pengolahan transaksi siklus investasi.
4. Aktifitas pengendalian
Aktifitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus investasi dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
5. Dokumen dan catatan
Dokumen dan catatan yang dipakai meliputi:
a. Sertifikat saham
b. Sertifikat obligasi
c. Bondindenture
d. Broker’s advice
e. Buku jurnal
f. Buku pembantu investasi
6. Fungsi
Fungsi yang terkait meliputi:
a. Pembelia surat berharga
b. Penerimaan pendapatan periodik
c. Penjualan surat berharga
d. Pencatatan transaksi
e. Pengamanan atau penyimpanan surat berharga
f. Penjaga ketepatan buku pembantu investasi
7. Pembelian surat berharga
Pembelian surat berharga pada umum nya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang tidak kecil. Oleh karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan pembelian surat berharga harus memadai. Pembelian harus dilakukan sesuai otorisasi manajemen. Apabila perlu perusahaan dapat membentuk komite investasi.
8. Penerimaan pendapatan periodik
Pendapatan periodik investasi dapat berupa deviden maupun bunga. Kas yang diterima atas pendapatan periodik tersebut harus disetor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
9. Penjualan surat berharga
Seperti pembelian surat berharga , penjualan surat berharga pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupuah yang besar.
Oleh karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan penjualan surat berharga harus memadai. Penjualan harus dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen. Disamping itu kas yang diterima atas penjualan surat berharga tersebut harus di setor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
10. Pencatatan transaksi
Seorang karyawan yang independen terhadap fungsi pemegang surat berharga harus menjaga catatan rinci atas transaksi surat berharga yang dimiliki perusahaan. Catatan rinci tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan surat berharga yang semestinya ada di pemegang surat berharga. Transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo investasi harus di catat pada jumlah, klasifikasi, dan periode akuntansi yang tepat.
11. Pengamanan atau penyimpanan surat berharga
Surat berharga yang dimiliki perusahaan dapat dipegang atau di simpan oleh manajemen perusahaan klien atau dikelola oleh pihak ketiga seperti stock brokerage firm. Apabila disimpan didalam perusahaan, minimlal dua orang karyawan harus bertanggung jawab atsa keberadaaan surat berharga tersebut untuk mencegah penjualan tanpa otorisasi. Jadi surat berharga harus dismpan di tempat yang aman dan akses atas karyawan yang berwenang.
12. Penjaga ketepatan buku pembantu investasi
Saldo investasi tercatat harus dibandingkan dengan surat berharga yang disimpan di dalma perushaan maupun yang dikelola pihak ketiga. Pelaksanaan pembandingan tersebut harus dilakukan dalam interval waktu yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno, Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik jilid I, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Halim, Abdul dan Totok Budi S., 2004, Auditing 2 (Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan), Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Simamora, Henry, 2002, auditing II, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
0 komentar:
Posting Komentar